Kamis, 05 Februari 2015

Tagged under: , , ,

Komplikasi / Penyulit Kehamilan (Bagian 2)




بسم الله الرحمن الرحيم

 Rabi'ul Awwal 1436 H/ 24 Desember 2014
   

Pada pembahasan yang lalu kami telah mengemukakan mengenai point2 penting yang menjadi komplikasi/penyulit selama kehamilan. Pada kesempatan kali ini akan kami ulas satu persatu penjelasannya.

Komplikasi Kehamilan Trimester 1
Diantaranya adalah :
1. Abortus
2. Hiperemesis Gravidarum
3. Mola Hidatidosa
4. Kehamilan Ektopik
-------------------------------
1. Abortus
Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin dianggap mampu hidup setelah usia kehamilan 20 - 24 minggu, dengan berat janin lebih dari 500 gram atau lingkar kepala lebih dari 18 cm.
Abortus dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
   1. Abortus spontan, yang disebabkan oleh sebab-sebab yang alami
   2. Abortus terapeutik yaitu usaha penghentian kehamilan dengan sengaja karena alasan medis.
   3. Abortus elektif yang dilakukan karena alasan pribadi.
Pada bahasan ini, hanya akan dibahas mengenai abortus spontan. Penyebab abortus spontan diantaranya :
-Gangguan sistem hormon (kadar progesteron yang tidak normal)
-Kelainan pada kelenjar thyroid
-Diabetes yang tidak terkontrol
-Kelainan pada alat reproduksi
-Infeksi sistemik atau infeksi di endometrium (penyebab: rubella, cytomegalovirus, herpes genital aktif, toksoplasma, Chlamidia, Treponema, Listeria, dan Mycoplasma)
-Penyakit autoimun (lupus eritematosus)
-Faktor genetik.

Diagnosis abortus spontan terjadi dalam beberapa jenis, yaitu: abortus mengancam (abortus iminens), abortus yang tidak bisa dihindari dan sedang terjadi (abortus insipiens), abortus dengan janin meninggal dalam rahim (missed abortion), dan abortus dengan sebagian janin sudah keluar dari cavum uteri (abortus inkompletus).

Abortus spontan dapat terjadi berulang-ulang yang disebut abortus habitualis. Abortus yang terjadi dan disertai gejala infeksi disebut abortus septik.
1. Abortus Iminens
Abortus iminens adalah ancaman akan terjadinya abortus. Setiap kali terjadi perdarahan pada awal kehamilan, dapat dimungkinkan terjadi abortus iminens. Abortus iminens ini dapat disertai nyeri akibat kram pada abdomen bawah atau nyeri pada punggung bawah, tetapi umumnya tidak disertai nyeri. Abortus iminens ditandai dengan adanya bercak darah, dan serviks (Ostium Uteri Eksternum/ OUE) menutup.
Penanganan pertama jika terjadi gejala di atas adalah dengan istirahat, mencegah stres, dan jangan berhubungan intim dengan suami unttuk sementara.
2. Abortus Insipiens dan Abortus Inkompletus
Abortus insipiens merupakan abortus spontan yang sedang berlangsung. Hal ini terjadi ketika ada pembukaan serviks / mulut rahim, atau pecahnya selaput ketuban disertai perdarahan dan nyeri pada abdomen bawah dan punggung, tidak disertai dengan pengeluaran hasil konsepsi.
Abortus inkompletus adalah abortus spontan yang terjadi dimana sebagian buah kehamilan sudah keluar. Apabila pengeluaran buah kehamilan telah terjadi seluruhnya, maka disebut dengan abortus kompletus.
Penatalaksanaannya adalah: konsultasi dengan dokter untuk terminasi kehamilan (pada abortus insipiens dan abortus inkompletus). Calon ibu sebaiknya malkukan pemeriksaan USG untuk mengetahui keadaan janin di rahim. Jika sudah keluar semua (abortus kompletus) biasanya tidak diperlukan tindakan.
3. Missed Abortion
Pada abortus jenis ini, janin telah meninggal, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam rahim ibu selama beberapa jangka waktu tertentu (dua minggu atau lebih). Hal ini terjadi karena mungkin tidak terjadi perdarahan yang, OUE masih tertutup dan abortus spontan tidak terjadi.
Tanda dan gejala terjadinya missed abortion diantaranya :
~ terdapat bercak darah (spotting) atau perdarahan yang banyak dapat disertai nyeri abdomen atau punggung (bisa ya, bisa tidak)
~ ukuran rahim mengecil dari ukuran yang seharusnya untuk usia kehamilan
~ apabila sebelumnya ibu sudah merasakan gerakan janin, maka gerakan janin tidak dirasakan lagi
~ kelenjar payudara yang sebelumnya mengalami perubahan, kembali ke keadaan semula
~ saat pemeriksaan dilakukan, tidak terdengar bunyi denyut jantung janin.
Apabila seorang wanita dicurigai mengalami missed abortion, maka sebaiknya segera untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk memastikan kematian janin. Pada kasus ini, ibu beresiko mengalami gangguan pembekuan darah (Disseminated Intravascular Coagulopathy/DIC). Untuk itu, tindakan segera yang dilakukan adalah pengeluaran hasil konsepsi/pembuahan.
والله اعلم بالصواب
(✒dr. Mujahidah Husna)
------------------------------
2. Hiperemesis Gravidarum (Mual & Muntah Berlebihan Saat Hamil)
   Seorang wanita yg sedang hamil seringkali mengalami mual muntah. Hal ini wajar bila terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan (trimester pertama), terutama pada pagi hari & tidak sampai mengganggu aktivitas. Namun ada kalanya mual muntah terjadi berlebihan sampai pada keadaan yg disebut Hiperemesis Gravidarum.
  Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yg berlebihan & menetap yg terjadi selama kehamilan & dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan).
Ada yang mengatakan batasan utk dikatakan hiperemesis gravidarum adalah muntah >10 kali dalam 1 hari. Namun, sebenarnya tidak ada batasan khusus berapa kali muntah, asalkan mual muntah sudah mempengaruhi kondisi fisik ibu hamil secara umum maka sudah dapat dikatakan mengalami hiperemesis gravidarum.
   Hiperemesis gravidarum terjadi pada usia kehamilan 2-12 pekan, walaupun dapat berlanjut sampai 20 pekan. Dari 100 ibu hamil, 1-5 di antaranya mengalami hiperemesis gravidarum. Penyebab, hampir semua wanita mengalami mual muntah khususnya pada 3 bulan pertama kehamilan. Penyebab timbulnya mual muntah ini dipercaya karena peningkatan hormon HCG yang dihasilkan oleh plasenta. Namun, faktor yang menyebabkan ibu hamil mengalami mual muntah berlebihan belum diketahui dengan pasti, kemungkinan faktor yang bisa menyebabkan hiperemesis gravidarum antara lain:
-hamil anak pertama
-hamil anak kembar
-mola hidatidosa atau yang sering disebut "hamil anggur"
masalah psikologis spt keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, tidak siap dgn tanggung jawab sbg ibu, dsb.
  Efek dari hiperemesis gravidarum adalah dehidrasi, penurunan berat badan, berkurangnya cadangan lemak dan karbohidrat tubuh sehingga mudah letih, lemas, pusing, menyebabkan robekan selaput lendir tenggorokan & lambung sehingga muncul perdarahan pada saluran cerna, & pada kasus ekstrem ibu hamil dapat mengalami koma & menyebabkan kematian janin.
  Wanita hamil yang mengalami mual muntah sampai mengganggu aktivitas, perlu memeriksakan diri ke bidan atau dokter, pada pemeriksaan mungkin akan ditemukan:
>penurunan berat badan
>penurunan tekanan darah
>peningkatan denyut nadi & tanda2 dehidrasi lainnya
> peningkatan suhu tubuh
dapat ditemukan penurunan kesadaran
> mungkin diperlukan pemeriksaan hematokrit, pemeriksaan urin, & USG utk menentukan penyebab, keparahan dehidrasi & terapi yg perlu diberikan.
>Mengatasi hiperemesis gravidarum:
>Makan dengan porsi yg sedikit namun sering
>Lebih banyak makan makanan kering
>Mengurangi makanan berminyak & berlemak
banyak minum utk menghindari dehidrasi
>Minuman jahe dapat membantu mengurangi mual muntah & aman utk ibu hamil.
>Setiap pagi setelah bangun tidur, minum teh hangat & camilan kering spt biskuit & roti kering. Bangun dengn perlahan dr posisi tidur-miring-duduk kemudian berdiri utk mengurangi pusing.  lebih banyak mengkonsumsi makanan yg hangat. Mengkonsumsi vitamin B6 dapat mengurangi mual muntah. Vitamin B6 bisa didapat dari sumber alami misalnya dari daging ayam, sawi, kembang kol, lobak, atau minum tablet vitamin B6, atau mengkonsumsi susu yg diperkaya dengan vitamin B6.
>Memperbaiki masalah psikologis
>Jika mual muntah sangat parah & tidak bisa diperbaiki dgn cara di atas, perlu memeriksakan diri agar mendapat obat mual muntah yg aman utk ibu hamil
>Pada keadaan yg parah diperlukan infus utk mengganti asupan makanan shg penderita perlu dirawat di rumah sakit.
mengkonsumsi vitamin sejak awal kehamilan dapat mencegah terjadinya hiperemesis gravidarum. Biidznillah, hiperemesis gravidarum akan membaik pada trimester kedua kehamilan. Dengan pertolongan Allah kmdn dengan penanganan yang tepat jarang ditemukan komplikasi yg serius pada ibu maupun janin.
والله اعلم بالصواب
(✒dr. Dianika Ummu Raihan)
-------------------------------
3. Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)
Barangkali, banyak dari kita yang sudah pernah mendengar tentang “hamil anggur”. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan “hamil anggur”? Apa saja tanda-tandanya? Bisakah “hamil anggur” diharapkan berkembang menjadi kehamilan normal? “Hamil anggur” dalam bahasa medis disebut “mola hidatidosa”, berasal dari bahasa Latin dimana mola berarti massa atau benjolan, dan hydats berarti tetesan air. Mola hidatidosa merupakan salah satu kegagalan perkembangan kehamilan, dimana jaringan permukaan membran plasenta (disebut vili) berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan yang bergerombol mirip buah anggur. Karena mola merupakan massa, maka mola dapat dikategorikan sebagai tumor.
Sebab terjadinya mola hidatidosa sampai saat ini belum diketahui secara pasti, kemungkinannya antara lain:
-Sel telur /ovum sebenarnya sudah mati saat dikeluarkan dari indung telur
-Ibu sudah terlalu sering melahirkan
-Ibu kekurangan gizi terutama protein
-Adanya infeksi :
Umur, risiko lebih tinggi pada ibu hamil berusia <20 tahun dan >40 tahun
Apa saja gejala dan tandanya?
Pada awalnya, tanda kehamilan mola hidatidosa sama seperti kehamilan normal lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, pada trimester pertama akan dijumpai gejala dan tanda yang tidak biasa terjadi pada kehamilan normal, dapat berupa:
*Perdarahan dari jalan lahir berwarna coklat gelap sampai merah terang , bervariasi dari sekadar flek sampai perdarahan yang banyak.
*Seringkali perdarahan disertai dengan keluarnya gelembung-gelembung berisi cairan.
*Hiperemesis gravidarum atau mual muntah berlebihan.
*Rahim lebih besar dari yang seharusnya berdasarkan usia kehamilan (pada mola komplit).
*Rahim lebih kecil dari yang seharusnya berdasarkan usia kehamilan (pada mola parsial atau disebut miss aborsi)
*Rahim terasa lembek jika diraba.
*Tidak tereteksi aktivitas janin.
*Sering didapati tekanan darah tinggi maupun preeklampsia pada usia kehamilan <24 pekan.
*Anemia (kurang darah).

  Pada pemeriksaan darah akan ditemui kadar HCG yang sangat tinggi (HCG adalah hormon yang dihasilkan oleh jaringan plasenta sehingga normal terdapat pada semua kehamilan, bahkan keberadaan hormon HCG digunakan sebagai penentu seseorang hamil atau tidak. Namun pada mola hidatidosa, jumlah hormon HCG akan sangat tinggi).

  Pada pemeriksaan USG didapati gambaran mola hidatidosa dan tidak didapati bagian janin atau aktivitas janin (gerakan, perkembangan janin, dan denyut jantung janin).
Mola hidatidosa dibagi menjadi mola komplit (mola hidatidosa) dan mola parsial/sebagian (miss aborsi). Disebut mola komplit jika janin sama sekali tidak berkembang, dan mola parsial jika didapati sebagian bagian janin. Karena merupakan tumor, dapat pula dijumpai bentuk ganas dari mola hidatidosa. Bentuk ganas ini dapat menembus dinding rahim sehingga membuat dinding rahim berlubang, dan dapat menyebar ke organ lain melalui peredaran darah.
Kehamilan mola tidak bisa berkembang menjadi kehamilan normal sehingga harus dikeluarkan dengan jalan:
Kuret, dilakukan pada sebagian besar kasus. Jaringan yang telah dikeluarkan kemudian diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya keganasan.
Pengangkatan rahim (histerektomi), dilakukan untuk menghindari terjadinya keganasan, pada wanita yang berusia >35 tahun, memiliki anak hidup di atas 3 orang, dan sudah tidak ingin memiliki anak. Setelah pengeluaran jaringan, kadar HCG dalam darah akan terus dipantau sampai menjadi negatif. Jika kadar HCG sudah negatif,  pemantauan akan terus dilakukan tiap pekan sampai tiga pekan berikutnya untuk memastikan HCG tetap negatif. Pemantauan kadar HCG dilanjutkan satu bulan sekali selama 6 bulan. JIka kadar HCG masih tetap atau justru meningkat, berarti masih ada sisa jaringan yang tidak dapat dibersihkan, kemungkinan ganas karena telah menembus dinding rahim atau menyebar ke organ lain sehingga perlu dilakukan kemoterapi.

Sebaiknya, penderita tidak hamil dulu sampai 6-12 bulan setelah pemantauan selesai, karena wanita yang hamil terlalu cepat setelah kehamilan mola memiliki risiko lebih besar mengalami hamil anggur lagi. Selain itu, adanya kehamilan akan mengacaukan hasil pemamntauan hormon HCG.
Dengan izin Allah, saat ini sudah dapat dilakukan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, sehingga kematian akibat mola hamper tidak pernah dijumpai. Meskipun demikian, penyakit ini peru diwaspadai dengan cara memeriksakan kehamilan secara rutin karena 20%nya merupakan keganasan.
والله اعلم بالصواب
(✒dr. Dianika Ummu Raihana)
-------------------------------
4. Kehamilan Ektopik
Kehamilan yang normal dimulai pada saat sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim ibu.
Pada kehamilan ektopik sel telur ini tidak melekat pada rahim, namun pada bagian tubuh lain, seperti padasaluran telur (yang sering terjadi), leher rahim, dalam rongga perut atau pada indung telur (ovarium). Kehamilan ektopik biasanya tidak bisa berlangsung secara normal, jika tidak segera ditangani dapat membahayakan ibu karena pertumbuhan sel telur akan merusak struktur jaringan tempatnya melekat, sehingga dapat timbul perdarahan yang masif dan mengancam nyawa ibu.

Penyebab kehamilan ektopik sampai sekarang masih merupakan misteri dan dapat terjadi pada semua wanita. Namun ada beberapa faktor resiko yang perlu diketahui dan menyebabkan beberapa wanita lebih beresiko mengalami kehamilan ektopik:
     1. Kehamilan diatas 35 tahun.
     2. Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya.
    3. Ada riwayat melakukan pembedahan di daerah tuba falopi, karena jaringan parut yang timbul pasca bedah dapat menghambat masuk nya sel telur ke rahim.
     4. Ada riwayat penyakit menular seksual
     5.Penggunaan obat-obat fertilitas.
     6. Pengunaan alat kontasepsi dalam Rahim (AKDR) yang baik dapat mencegah kehamilan , namun jika terjadi kehamilan dapat timbul di luar Rahim.
     7.kelainan bawaan yang menyebabkan struktur tuba falopi/saluran telur yang berbentuk tidak seperti normal.
Gejala-gejala yang patut diwaspadai adalah:
     1.perdarahan vagina dan nyeri yang tajam pada perut
     2. Perasaan penekanan pada rektum (daerah dubur)
     Bila belum terganggu dapat juga bermanifestasi seperti kehamilan normal yaitu gejala mual, muntah, nyeri pinggang.
Bagaimana mengetahuinya?
   Diagnosis pada kehamilan ektopik dapat dilakukan dengan pemeriksaan perabaan pada rongga pelvis dan mengukur kadar hormon kehamilan hCG (human chorionic gonadotopin) untuk memastikan kehamilan.  Namun standar baku adalah dengan ultrasonografi (USG).
Apa yang harus dilakukan bila kehamilan dinyatakan sebagai kehamilan ektopik?
   Penatalaksanaan pada pasien dengan kondisi kehamilan ektopik harus dilakukan sedini mungkin karena dapat mengancam nyawa ibu. Karena biasanya kehamilan tidak dapat berlangsung sampai kelahiran, maka umumnya akan diberikan terapi farmakologis untuk memberhentikan kehamilan (obat metotreksat).
   Apabila telah terjadi ruptur uteri/robekan rahim, operasi harus dilakukan segera. Karena banyak komplikasi yang dapat timbul dari kehamilan ektopik terganggu maka waspadalah dan segera memeriksakan diri bila terdapat keluhan terutama di awal kehamilan

Apakah kehamilan ektopik bisa dicegah?
   Seperti disebutkan diatas, penyebab kehamilan ektopik hingga ini belum diketahui pasti. Untuk itu sangat sulit untuk dicegah. Namun ada beberapa langkah-langkah yang bisa dilakukan:
     1.stop merokok.
   2. Hindari berhubungan dengan banyak pasangan yang akan menyebabkan timbulnya penyakit menular seksual.
     3. Bila terjadi infeksi organ kandungan obati dulu hingga tuntas sebelum brencana hamil.
     4.Konsultasikan kehamilan dengan dokter bila ada riwayat kehamilan ektopik sebelumnya.

Sumber: WebMD, MayoClinic, MedlinePlus
(✒dr. Emy Ummu Khonsa)

Alhamdulillaah penjelasan masing2 penyakit yang merupakan komplikasi kehamilan trimester 1 telah selesai. Nantikan penjelasan selanjutnya mengenai komplikasi kehamilan trimester 2 dan 3 pada kesempatan lain insyaaAllaah.

والله اعلم بالصواب
[Grup WA BIKUM]

0 komentar :

Posting Komentar