Selasa, 23 Juni 2015

Tagged under:

Petunjuk Rosululloh ﷺ dalam Minum Madu, Bekam dan Kay ( Bag.2 )

����������

بسم الله الرحمن الرحيم

⌛Sabtu , 12 Sya'ban 1436H /30 Mei 2015
-------------------------------------

��Thibbun Nabawy
Ibnul Qoyyim, hal. 75

---------------------

�� Sementara arti sabda Nabi ﷺ "Aku melarang umatku dari (pengobatan) kay"
dan dalam hadits lain, "Aku tidak suka melakukan pengobatan dengan kay" (HR Bukhori Muslim, dari Ahmad bin Jabir),

�� hal ini merupakan isyarat bahwa pengobatan kay (sundutan besi panas) hanya menjadi cara terakhir saja, yakni jika terpaksa sekali.

☝Pengobatan dengan kay tidak boleh dilakukan tergesa-gesa, karena rasa sakit dari penyakit yang akan diatasi dengan kay terkadang justru lebih ringan dibandingkan dengan sakitnya besi panas itu sendiri.

�� Sebagian tabib menegaskan,
��Sementara itu, berbagai penyakit bisa terjadi karena adanya patogen yang mengganggu atau selainnya.

��Unsur patogen yang mengganggu ada yang sifatnya
➖panas,
➖dingin,
➖lembab, atau
➖kering,
Atau bisa juga kombinasi dari beberapa sifat tersebut.

��Diantara empat sifat tersebut, ada dua sifat yang aktif, yakni
➖panas, dan
➖dingin.

��Dan sisanya bersifat pasif (mengikuti) yakni
➖lembab, dan
➖kering.

��Hal itu mengakibatkan pertempuran dalam tubuh, manakah yang lebih kuat antara dua kondisi tersebut.

��Demikian pula pada masing-masing organ tubuh mempunyai komponen ke-empat unsur diatas yang sifatnya aktif maupun pasif.

��Oleh karena itu, inti dari berbagai macam penyakit akan mengikuti keadaan tadi.

��Maka diterangkan dalam sabda Nabi ﷺ tadi, dalam memberikan  pengobatan terhadap penyakit yang diakibatkan patogen panas dan dingin adalah berdasarkan hal yang dijelaskan tadi.

��Jika penyakitnya bersifat panas maka pengobatannya dengan mengeluarkan darah melalui al fashdu atau hijamah (bekam).
Karena pada keduanya terdapat pengeluaran toxin penyakit dan pendinginan terhadap anggota tubuh.

��Dan jika penyakitnya bersifat dingin maka diatasi dengan pemanasan yaitu dengan minum madu, yang dapat mengeluarkan unsur dingin, karena madu mengandung zat pemasak, perencah, pelembut, pencahar dan pelunak (toxin dalam tubuh).
Dengan semua zat itu, seluruh unsur dingin yang berbahaya bisa dikeluarkan dengan mudah dan aman dari efek samping obat pencahar yang keras.

�� Sampai sini dulu pembahasan dari kitab Thibbun Nabawy Ibnul Qoyyim in syaa Allah kita lanjutkan lagi pada lain kesempatan.

والله اعلم بالصواب

--------------------��
✒ diterjemahkan oleh
Ustadz Amr bin Suroif حفظه الله
(akupunturis, praktisi bekam dan herbalis)

��Majmu'ah BIKUM��

Tagged under:

Resep Bubur Tahu

--- ---

بسم الله الرحمن الرحيم

Kamis, 10 Sya'ban 1436H / 28 Mei 2015
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

    Campuran tahu dan sayuran segar bisa menjadi alternatif menu MPASI untuk bayi anda. Tahu mengandung protein nabati yang baik untuk pertumbuhan bayi.

Resep Bubur Tahu adalah resep makanan untuk bayi usia 6 bulan - 8 bulan.

Proses memasak Resep Bubur Tahu memakan waktu kurang lebih hanya 15 menit.

Adapun Bahan dan Cara membuatnya adalah sebagai berikut  :

Bahan

½ sendok teh Garam Halus

500 cc Kaldu.

10 gram Margarin.

50 gram Tahu.

20 gram Tepung Beras.

50 gram Tomat.

40 gram Wortel.

Cara Membuat

Pertama potong dadu kecil tahu.

Kemudian kupas wortel kemudian serut halus

Selanjutnya kupas tomat kemudian cincang halus

Kemudian campur tahu, tepung kacang hijau, tepung beras, wortel, dan tomat dalam mangkuk tahan panas. aduk rata.

Lalu tambahkan air kaldu, beri garam dan margarine, aduk rata kembali.

Masukkan mangkuk ke dalam dandang, kukus hingga semua bahan matang.
Angkat, tuang dalam piring bayi, sajikan setelah agak dingin.

Catatan :
Resep ini hanya untuk 1 porsi

----------------------
Kandungan gizi:

Energi 94 kkal
Protein 3.2 gram
Lemak 1.5 gram
Karbohidrat 17 gram

Tim Gizi Majmu'ah BIKUM

-----------------------

Sabtu, 20 Juni 2015

Tagged under:

Petunjuk Rosululloh ﷺ dalam Minum Madu, Bekam dan Kay ( Bag.1 )

بسم الله الرحمن الرحيم

⌛Sabtu , 5 Sya'ban 1436H /23 Mei 2015
-------------------------------------

��Thibbun Nabawy
Ibnul Qoyyim, hal. 74

��Bab : Petunjuk Rosululloh ﷺ
dalam Minum Madu, Bekam dan Kay
       ( Bag.1 )
---------------------

��Terdapat hadits dalam Shohih Bukhori, yang diriwayatkan dari Sa'id bin Zubair , dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما, dari Nabi ﷺ bersabda,
"Pengobatan itu ada pada 3 hal : minum madu, sayatan bekam dan kay (dengan besi panas). Akan tetapi aku melarang umatku dari kay."

��Berkata Abu Abdillah Al Maziri رحمه الله, bahwa penyakit karena sumbatan itu
bisa terjangkit pada darah, shofrõwiyyah (racun2/kotoran dalam tubuh), balghomiyyah (phlegma*) ataupun saudāwiyyah (kejiwaan**).

��Jika penyakit terjangkit pada darah, maka obatnya adalah dengan mengeluarkan darah.

��Dan jika penyakit terjangkit pada 3 hal yang lainnya tadi, maka obatnya adalah dengan obat pencahar untuk mengeluarkan setiap sumbatan. Seakan-akan  Nabi ﷺ memberi isyarat tanbih pengobatannya tersebut adalah dengan madu.

��Dan pengobatan bekam identik dengan al fashdu (pengeluaran darah kotor). Sebagian tabib mengatakan bahwa al fashdu masuk dalam sabda beliau ﷺ
شرطة محجم
(sayatan bekam).

��Tingkatan berikutnya, jika dengan cara2 pengobatan tadi tidak berhasil, maka jalan terakhirnya adalah dengan kay,
Nabi ﷺ menyebut kay sebagai metode pengobatan karena kay digunakan ketika kuatnya penyakit mengalahkan kekuatan obat-obat tersebut hingga obat tidak lagi bermanfaat.

�� Sampai sini dulu pembahasan dari kitab Thibbun Nabawy Ibnul Qoyyim in syaa Allah kita lanjutkan lagi pada lain kesempatan.
====================��

��Keterangan Tambahan :

* Dalam TCM, Phlegma yaitu gangguan pada cairan tubuh akibat melemahnya beberapa organ (yaitu Limpa, Paru dan Ginjal yg mengatur air, Hati yang mengatur metabolisme cairan tubuh dan Sanjiao sebagai saluran air),
sehingga  menyebabkan tertahannya cairan tubuh, dan terkumpulnya kelembaban hingga akhirnya membentuk suatu bahan patologik yang pekat dan menggumpal.

♻Terbentuknya phlegma tadi akan kembali mempengaruhi fungsi organ-organ tersebut di dalam tubuh.
��Contohnya, terkumpulnya phlegma di paru akan menyebabkan batuk dan sesak,
yang sesungguhnya hal itu disebabkan oleh defisiensi limpa (menurunnya fungsi limpa).
Itulah sebabnya di dalam TCM (Traditional Chinese Medicine) dikatakan bahwa 'limpa merupakan sumber phlegma, dan paru adalah wadah phlegma.

↪Sebab lain adalah pada organ dalam terdapat unsur/patogen dingin sehingga aktifitas chi/energi akan melambat dan proses transformasi cairan terhambat, sehingga produksi phlegma meningkat. Di dalam organ paru, menimbulkan sputum/dahak encer dan berbuih.

↩Sebaliknya jika organ dalam dipenuhi unsur/patogen  panas, maka akan menghanguskan cairan tubuh sehingga berbentuk phlegma. Di dalam organ paru, phlegma akan menyumbat paru, berwarna kekuningan, lengket dan purulen.

��Secara klinis, phlegma dapat mengakibatkan penyakit-penyakit pada organ dalam, organ sensoris, muara, keempat alat gerak maupun kerangka tubuh,
dan menimbulkan gejala-gejala berupa dada tertekan, batuk dahak, sesak, kembung/mual,  pusing berputar, alat gerak mati rasa, pembengkakan sendi, dan lainnya.

��Atau dalam istilah medis, dikatakan radang akut yang tersebar merata dalam jaringan tubuh, bisa disertai dengan pembentukan nanah.

** gangguan kejiwaan akibat sumbatan ini disebutkan oleh Ibnul Qoyyim dalam kitab beliau Zādul Ma'ad
salah satu contohnya pada orang yang syahwatnya tertahan tidak bisa tersalurkan sehingga menumpuk jadi gangguan kejiwaan.

والله اعلم بالصواب

✒ diterjemahkan dan diberikan keterangan tambahan oleh
Ustadz Amr bin Suroif حفظه الله
(akupunturis, praktisi bekam dan herbalis)

�� Editor : dr. Ika Um Aisyah, akp

��Majmu'ah BIKUM��