Senin, 02 Maret 2015

Tagged under: , ,

Apakah Bayi Mengalami Sembelit?



بسم الله الرحمن الرحيم

Senin,12 Jumadil Ula 1436H | 3 maret 2015



Oleh :dr. Ika Ummu Azzam

    -----☁☀☁-----

      Sebagaimana kita ketahui, jumlah dan frekuensi buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) pada bayi ASI merupakan indikator kesehatannya. Bagaimana sebenarnya bentuk pup bayi ASI?

Hari-hari pertama setelah bayi lahir

      BAB bayi baru lahir berwarna gelap, mengandung meconium, yaitu zat yang tersimpan dalam tubuh bayi sejak sebelum ia lahir. ASI yang dikonsumsi bayi, akan membersihkan usus bayi dari meconium, sehingga dalam waktu beberapa hari berikutnya pup bayi akan menjadi lembut (cenderung cair) dengan warna terang, umumnya kuning atau kuning kehijauan, atau cokelat muda. Bila pup bayi sesekali berwarna hijau, jangan khawatir karena hal ini normal. Bau pup bayi pada masa ini tidak terlalu menyengat (tidak terlalu bau). Teksturnya seperti scrambled eggs, custard, sup kacang polong, atau seperti mustard, dengan butiran-butiran kecil di dalamnya.


Enam minggu pertama

      Setelah itu, sampai umur bayi sekitar 6 minggu, frekuensi BAB sekitar 2 – 5 kali dalam 24 jam. Ukurannya kira-kira sebesar uang koin receh. Pada masa ini, ada bayi yang BAB lebih sering, tapi ada juga yang malah jarang. Bila bayi < 6 minggu frekuensi BAB-nya kurang dari 2 kali sehari, jangan khawatir. Selama perkembangan berat badan baik, maka kondisi tersebut masih dianggap normal.


Setelah 6 minggu

      Setelah kolostrum habis, kira-kira ketika bayi berusia 6 minggu, biasanya frekuensi BAB pada bayi ASI akan menurun, karena kolostrum mengandung sifat pencahar. Pada usia ini ada bayi yang BAB-nya tetap sering (5x sehari), biasanya setelah menyusu. Ada juga bayi yang baru BAB setelah beberapa hari, bahkan ada yang bisa sampai seminggu sekali. Ketika frekuensi BAB menurun, biasanya volume BAB bertambah. Selama perkembangan berat badan bagus, dan tetap ceria, maka tidak perlu khawatir bayi menderita sembelit dan tidak perlu memberikan obat pencahar, jus buah, atau “alat bantu” lainnya. Berusaha membuat bayi BAB justru malah bisa berisiko fatal bagi bayi.


Setelah bayi mulai MPASI

     Setelah bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat (MPASI) atau cairan lain selain ASI, akan ada banyak perubahan dalam pola BAB-nya. Pup bayi setelah MPASI akan lebih berbau dan memiliki warna serta bentuk yang juga berbeda. Jangan khawatir bila menemukan remah-remah sayuran pada pup bayi, karena sayuran relatif lebih sulit dicerna dibandingkan jenis makanan lainnya, walaupun sayuran tersebut sudah dimasak. Setelah mulai MPASI, kemungkinan bayi terkena sembelit atau diare lebih besar, yang merupakan tanda bahwa ia tidak cocok dengan jenis makanan atau minuman baru.

و الله أعلم بالصواب

----------------


[Tim Grup BIKUM ]

0 komentar :

Posting Komentar