بسم الله الرحمن الرحيم
Selasa,27 Rabi'ul Tsani 1436H/17 Februari 2015M
Memasuki pertengahan bulan Februari, intensitas hujan semakin tinggi. Hampir di beberapa daerah telah dilanda musibah banjir. Ibukota Jakarta yang memiliki tempat-tempat berlangganan banjir saat ini dihantui kembali oleh datangnya banjir. Bahkan beberapa titik di Ibukota yang sebelumnya tidak pernah mengalami banjir, di tahun ini dihantui oleh musibah yang bisa menghampiri tempat tinggalnya tersebut.
Banjir selain menimbulkan permasalahan ekonomi dan sosial, permasalahan lain yang perlu diperhatikan adalah terkait kesehatan. Berikut permasalahan kesehatan yang sering dialami ketika musim hujan dan musibah banjir:
1. Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk
Ketika musim penghujan, terjadi genangan air di mana-mana. Genangan air tersebut akan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Genangan air yang jernih akan menjadi tempat terbaik bagi perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini merupakan perantara (vector) penularan virus Dengue dan virus Chikungunya. Kedua virus ini yang paling sering menimbulkan penyakit ketika musim penghujan dan banjir, yaitu Demam Berdarah dan penyakit Cikungunya. Penyakit yang ditandai dengan demam tinggi serta bintik-bintik merah di kulit. Pada demam berdarah, kondisi pasien akan memburuk jika terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darah dalam jumlah yang signifikan yang mengakibatkan terjadi perdarahan di dalam tubuh. Sedangkan pada penyakit Chikungunya, panas tinggi disertai dengan nyeri pada hamper seluruh persendian.
Selain nyamuk Aedes Aegypti, di beberapa daerah terdapat nyamuk jenis lain yang akan meningkat jumlahnya, yaitu nyamuk Anopheles yang menularkan parasite Malaria. Penyakit ditandai dengan demam dengan pola demam tinggi-suhu tubuh menurun-menggigil.
2. Diare
Di saat musim penghujan dan banjir, sumber-sumber air bersih akan tercemar, sampah serta kotoran akan banyak berserakan di mana-mana, banyak hewan-hewan pengerat atau hewan kecil yang mati karena tenggelam saat banjir melanda. Air yang tidak bersih tentu akan banyak mengandung bakteri. Sampah yang berserakan dan hewan yang mati tersebut menyebabkan bertambahnya jumlah lalat yang membawa bakteri kemudian hinggap di makanan atau minuman. Hal ini mengakibatkan kasus-kasus diare banyak terjadi.
3. Demam Tifoid
Selain diare, penyakit saluran cerna lain yang sering terjadi saat musim penghujan dan banjir adalah demam tifoid atau tifus. Penyakit yang disebabkan masukkan kuman Salmonella Typhosa ke dalam saluran cerna melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi. Gejala penyakit tidak khas, ditandai dengan demam tinggi lebih dari 390C, badan lemah, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, sakit perut, dan pada kasus tertentu muncul penyebaran bercak merah muda (rose spot).
4. Leptospirosis
Pada saat banjir melanda, tikus-tikus yang banyak berdiam di selokan dan tempat-tempat kotor lain akan banyak keluar dari tempatnya dan berkeliaran kemana-mana. Bakteri Leptospira ditularkan oleh tikus melalui air kencing. Kulit yang mengalami luka rentan dimasuki bakteri ini pada saat kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi. Gejala penyakit ini ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot, mual, sakit kepala, mata merah dan iritasi. Pasien biasanya membaik dalam waktu satu minggu, sebagian mengalami kondisi yang memburuk yang ditandai dengan gangguan fungsi hati, ginjal , dan jantung.
Pada saat banjir melanda, tikus-tikus yang banyak berdiam di selokan dan tempat-tempat kotor lain akan banyak keluar dari tempatnya dan berkeliaran kemana-mana. Bakteri Leptospira ditularkan oleh tikus melalui air kencing. Kulit yang mengalami luka rentan dimasuki bakteri ini pada saat kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi. Gejala penyakit ini ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot, mual, sakit kepala, mata merah dan iritasi. Pasien biasanya membaik dalam waktu satu minggu, sebagian mengalami kondisi yang memburuk yang ditandai dengan gangguan fungsi hati, ginjal , dan jantung.
5. Infeksi saluran pernafasan
Di musim penghujan dimana kelembaban meningkat serta suhu udara sedikit lebih rendah menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Daya tahan tubuh yang menurun menyebabkan seseorang gampang terinfeksi oleh virus maupun mikroba lainnya. Infeksi paling banyak dialami adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Penyakit ini ditandai dengan tidak enak badan (malaise), nyeri otot (myalgia), bersin-bersin, beringus (rhinorrhea), sakit kepala, batuk, dan sakit tenggorokan.
6. Penyakit kulit
Dalam suasana hujan menyebabkan keadaan suhu lebih lembab. Kondisi ini menyebabkan tumbuhan jamur serta mikroba jamur tumbuh dengan subur. Begitupun jika kulit yang dalam keadaan basah dan lembah menjadi media perkembangan jamur sehingga penyakit kulit akibat jamur akan banyak ditemukan pada pasien saat musim penghujan dan banjir. Selain penyakit kulit yang juga dapat timbul saat musim penghujan dan banjir adalah alergi. Alergi kulit ini biasanya disebabkan kulit terpapar.
7. Kambuh atau memburuknya penyakit yang sedang diderita
Saat musim hujan dan banjir, banyak yang mengalami stress bahkan depresi oleh sebab kerusakan atau hilangnya harta benda akibat banjir. Kondisi ini akan memperburuk penyakit yang sedang diderita, misalnya asma, hipertensi, kencing manis (DM), penyakit jantung, dan sebagainya. Faktor lain yang memperburuk karena makanan yang dikonsumsi sangat sulit dikontrol apalagi saat mengungsi akibat banjir.
Melihat beberapa kondisi dan penyakit yang sering timbul di atas, berikut beberapa saran agar kesehatan tetap terjaga di saat musim penghujan dan banjir :
1. Usahakan tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), antara lain :
-Menggunakan air bersih saat mencuci dan memasak makanan serta untuk minum
-Mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir dengan menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan, setelah buang air kecil/besar, dan sebelum mengasuh anak.
-Tidak merokok di dalam rumah atau di lokasi pengungsian
-Memakan buah dan sayur yang mengandung serta serta vitamin.
-Membersihkan lingkungan sekitar dari sampah dan kotoran, serta membuang genangan air
-Bagi ibu yang menyusui tetap berikan ASI eksklusif pada bayinya
-Sempatkan diri berolah raga minimal 15-30 menit per hari untuk menjaga daya tahan tubuh.
2. Gunakan sarung tangan dan alas kaki atau sepatu saat membersihkan lingkungan agar tangan dan kaki terlindung dari paparan air dan tanah yang terkontaminasi kuman.
3. Gunakan masker saat menderita flu atau batuk, dan tutup mulut serta hidung dengan kain bersih saat bersin atau batuk. Hal ini untuk mencegah penularan penyakit ke orang sekitar.
4. Tutuplah tempat penampungan air agar jentik naymuk tidak berkembang.
5. Gunakan kelambu saat tidur, dan gunakan lotion anti nyamuk saat beraktifitas.
6. Minumlah obat penurun gejala seperti obat penurun panas, obat batuk dan pilek. Jika gejala tidak juga berkurang atau bahkan bertambah buruk segera ke dokter atau fasilitas kesehatan primer (puskesmas/klinik/dokter praktik) terdekat.
7. Berikan cairan yang mengandung gula dan garam pada penderita diare. Jika diare bertambah banyak/sering (lebih dari 5 kali sehari) serta diserta mual dan muntah, segera bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan primer (puskesmas/klinik/dokter praktik) terdekat.
8. Gunakan salep kulit yang mengandung obat anti jamur dan oleskan pada kulit yang menderita kelainan akibat jamur. Jika tidak ada perubahan atau bahkan bertambah parah segera konsultasikan ke dokter.
9. Bagi penderita penyakit kronis, tetap minum obat secara teratur dan ingat jadwal kontrol ke dokter.
10. Usahakan istirahat teratur agar daya tahan tubuh tetap terjaga, serta tetap melakukan aktifitas sosial yang menyenangkan untuk menurunkan tingkat stress yang dialami.
Demikian sedikit informasi dan saran perihal penyakit di saat musim penghujan dan banjir. Semoga kita selalu dapat keadaan sehat sehingga dapat beraktifitas seperti biasa.
📎Informasi ini disampaikan oleh Pusat Data dan Layanan Informasi (PUSDALIN) PB IDI
http://www.idionline.org/berita/waspada-penyakit-saat-dan-sesudah-banjir/
والله اعلم بالصواب
🍯 Tim Grup Wa BIKUM 🍯
0 komentar :
Posting Komentar