Bismillaah
29 Robiul Awwal 1436 H/ 19 Januari 2015
dr. Ika Ummu Aisyah
------------------------
------------------------
Apa itu Blighted Ovum ❓
Blighted Ovum dikenal sebagai kehamilan kosong, atau kehamilan tanpa embrio/mudhghoh.Hal itu terjadi ketika sel telur yang telah berhasil dibuahi, kemudian tidak berkembang menjadi embrio. Sel-sel tetap membentuk kantung kehamilan, ketuban, plasenta, layaknya hasil konsepsi (= pembuahan) kehamilan biasa,hanya saja janinnya gagal untuk berkembang secara sempurna. Kehamilan yang dijalaninya akan dirasakan biasa-biasa saja, seperti kehamilan pada umumnya dan tidak merasakan adanya kelainan. Hal ini terjadi karena hormon kehamilan tetap dihasilkan, sehingga hasil test pack -nya positif, dan memang kantung kehamilan berkembang seperti biasa.
Blighted Ovum dikenal sebagai kehamilan kosong, atau kehamilan tanpa embrio/mudhghoh.Hal itu terjadi ketika sel telur yang telah berhasil dibuahi, kemudian tidak berkembang menjadi embrio. Sel-sel tetap membentuk kantung kehamilan, ketuban, plasenta, layaknya hasil konsepsi (= pembuahan) kehamilan biasa,hanya saja janinnya gagal untuk berkembang secara sempurna. Kehamilan yang dijalaninya akan dirasakan biasa-biasa saja, seperti kehamilan pada umumnya dan tidak merasakan adanya kelainan. Hal ini terjadi karena hormon kehamilan tetap dihasilkan, sehingga hasil test pack -nya positif, dan memang kantung kehamilan berkembang seperti biasa.
Namun, ketika melakukan pemeriksaan USG pada usia kehamilan 6-8 minggu maka akan terdeteksi kantung kehamilannya berisi embrio yang tidak berkembang.
☝jadi gejala blighted ovum dapat terdeteksi melalui pemeriksaan USG pada usia 8 minggu,
atau hingga didapati adanya perdarahan layaknya keguguran, karena tubuh berusaha mengeluarkan hasil konsepsi yang tidak normal.
atau hingga didapati adanya perdarahan layaknya keguguran, karena tubuh berusaha mengeluarkan hasil konsepsi yang tidak normal.
Jika hasil USG di usia 8 minggu sudah terdeteksi, akan tetapi tidak ditemukan adanya perdarahan pervaginal, biasanya dokter akan memberikan pilihan untuk menunggu beberapa hari/minggu untuk mengulang pemeriksaan USG kembali agar tidak terjadi adanya salah diagnosa kehamilan kosong.
Apa Penyebabnya❓
Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun yang sering terjadi adalah karena kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sel sperma. Proses alamiah kerusakan kromosom ini terjadi ketika kromosom-kromosom yang membentuk janin tersebut rusak atau terganggu, sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan genetik yang serius. Lalu, tubuh kita akan mengenali ketidaknormalan kromosom ini, dan secara alami juga akan berusaha mengakhiri kehamilan yang sedang berlangsung dengan proses keguguran spontan. Kelainan kromosom bisa disebabkan oleh buruknya kualitas sperma atau sel telur, dan pembelahan sel yang tidak normal. Disamping faktor di atas, blighted ovum juga dapat terjadi karena adanya sebab lain seperti :
>infeksi TORCH (infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, Cytomegalo virus/CMV dan Herpes simplex virus II/HSV-II)
>infeksi bakteri streptokokus,
>diabetes melitus (kencing manis) yang tidak terkontrol,
>rendahnya kadar hormon pembentuk placenta, beta HCG (Human Chorionic Gonadotropin),
>serta faktor imunologis (terbentuknya antibodi terhadap janin).
Bagaimana Penanganannya ❓
Tidak ada jalan lain kecuali mengeluarkan hasil pembuahan dari dalam rahim.Caranya bisa dilakukan dengan menggunakan obat atau dengan kuretase.
Kapan Dapat Hamil Lagi❓
Rekomedasi boleh hamil lagi adalah sekitar 4-6 minggu setelah keguguran atau kuretase terjadi. Ini akan memberi waktu tubuh untuk mempersiapkan, sekaligus meningkatkan kemungkinan kehamilan yang sehat selanjutnya.
Bagaimana Cara Mencegahnya ❓
Kejadian ini sangat sering terjadi. Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa di cegah atau dihindari. Yang dapat dilakukan adalah :
🐾mempersiapkan kehamilan secara sehat,
🐾menjalankan hidup sehat baik untuk istri dan suami,
🐾melakukan pemeriksaan kromosom,
🐾melakukan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) secara rutin.
🐾mempersiapkan kehamilan secara sehat,
🐾menjalankan hidup sehat baik untuk istri dan suami,
🐾melakukan pemeriksaan kromosom,
🐾melakukan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) secara rutin.
Adapun untuk pencegahan infeksi Toxoplasma Gondii dapat dilakukan dengan dua cara yakni pencegahan primer dan pencegahan sekunder.
*Pencegahan primer diantaranya :
a. Masak daging dengan baik atau secara menyeluruh sampai suhu 67°C (153°F), daging tidak harus "pink" di tengah
b. Perhatikan bahwa daging yang diasap, direndam dalam air garam, atau kering masih dapat infeksius
c. Cuci tangan setelah kontak dengan daging mentah
d. Permukaan dapur dan peralatan yang telah kontak dengan daging mentah harus dicuci mengenakan sarung tangan
e. Hindari kontak dengan bahan yang berpotensi terkontaminasi dengan kotoran kucing, terutama saat menangani kotoran kucing atau berkebun, mengenakan sarung tangan dianjurkan bila kegiatan ini tidak dapat dihindari
f. Cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi
g. Hindari minum air yang berpotensi terkontaminasi kista parasit.
*Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan pemeriksaan Toxoplasma gondii pra nikah atau pra kehamilan.
Perlu diketahui, blighted ovum tidak berpengaruh terhadap rahim ibu atau terhadap masalah kesuburan. Seseorang yang pernah mengalami blighted ovum dapat kembali hamil normal, in syaa Allah. Namun, jika mengalami blighted ovum berulang, sebaiknya dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang intensif, karena dikhawatirkan adanya kelainan kromosom yang menetap pada diri ibu atau suami. Dokter mungkin menyarankan untuk dilakukan tes genetika atau juga dilakukannya terapi selama 1-3 bulan sebelum mencoba hamil kembali, tergantung dari kondisi hasil pemeriksaan dokter.
والله اعلم باالصواب
[🌼Tim KIA Grup BIKUM🌼]
0 komentar :
Posting Komentar