بسم الله الرحمن الرحيم
Rabiul Awwal 1436 H/ 27 Desember 2015
Diet Komplikasi Kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum
✒ Oleh: Tim Gizi BIKUM
Kori Titi Angesti,S.Gz
Tri Astuti Septiani, S.Gz
Kori Titi Angesti,S.Gz
Tri Astuti Septiani, S.Gz
Diet ibu hamil dalam kondisi hiperemesis adalah diet khusus untuk ibu hamil yang pada trimester awal mengalami kondisi mual-muntah yang berat dalam waktu yang lama. Kondisi ini sangat penting untuk diperhatikan, sebab jika dibiarkan akan menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan.
❗Titik penting dalam menjalankan diet jenis ini adalah menghindari makanan berupa lemak dan gorengan, dan juga memberi jarak waktu yang cukup untuk makan dan minum setelahnya. Diet ibu hamil yang satu ini sebaiknya hanya dilakukan beberapa hari saja, sebab diet jenis ini sangat rendah energi, kurang vitamin, dan protein.
Jenis makanan yang diberikan cenderung dalam bentuk kering. Pemberian makanan tidak langsung disertai dengan minumannya sebaiknya setelah 1-2 jam setelahnya. Adapun Tujuan diet hiperemesis adalah untuk:
> Mengganti persedian glikogen tubuh untuk mengontrol asidosis.
> Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
❗Titik penting dalam menjalankan diet jenis ini adalah menghindari makanan berupa lemak dan gorengan, dan juga memberi jarak waktu yang cukup untuk makan dan minum setelahnya. Diet ibu hamil yang satu ini sebaiknya hanya dilakukan beberapa hari saja, sebab diet jenis ini sangat rendah energi, kurang vitamin, dan protein.
Jenis makanan yang diberikan cenderung dalam bentuk kering. Pemberian makanan tidak langsung disertai dengan minumannya sebaiknya setelah 1-2 jam setelahnya. Adapun Tujuan diet hiperemesis adalah untuk:
> Mengganti persedian glikogen tubuh untuk mengontrol asidosis.
> Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
Syarat-syarat diet hiperemesis adalah:
*Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total.
*Lemak rendah, yaitu 5- 15%
*Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
*Lemak rendah, yaitu 5- 15%
*Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
*Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari.
*Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran cerna, dan diberikan sering dalam porsi kecil.
*Bila makan pagi dan siang sulit diterima, dioptimalkan makan malam dan selingan malam.
*Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.
*Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran cerna, dan diberikan sering dalam porsi kecil.
*Bila makan pagi dan siang sulit diterima, dioptimalkan makan malam dan selingan malam.
*Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.
Macam diet dan indikasi pemberian
Ada tiga macam diet hiperemesis, yaitu diet hiperemesis I, II, dan III
Diet hiperemesis I
Diberikan kepada pasien dengan heperemesis berat, makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan, tetapi 1-2 jam sesudahnya semua zat gizi pda makanan ini kurang kecuali vitamin C, sehingga hanya diberikan selama beberapa hari.
Diet hiperemesis II
Diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi, kecuali kebutuhan energi.
Diet hiperemesis III
Diberikan pada pasien dengan hiperemesis ringan. Sesuai dengan kesanggupan pasien, minuman boleh diberikan bersama makanan, makanan ini cukup energi dan semua zat gizi.
Diberikan kepada pasien dengan heperemesis berat, makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan, tetapi 1-2 jam sesudahnya semua zat gizi pda makanan ini kurang kecuali vitamin C, sehingga hanya diberikan selama beberapa hari.
Diet hiperemesis II
Diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi, kecuali kebutuhan energi.
Diet hiperemesis III
Diberikan pada pasien dengan hiperemesis ringan. Sesuai dengan kesanggupan pasien, minuman boleh diberikan bersama makanan, makanan ini cukup energi dan semua zat gizi.
✅ Makanan yang dianjurkan
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah sebagai berikut:
-Roti panggang, biskuit, crackers.
-Buah segar, sari buah.
-Sirop, teh, dan kopi encer.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah sebagai berikut:
-Roti panggang, biskuit, crackers.
-Buah segar, sari buah.
-Sirop, teh, dan kopi encer.
❎Makanan tidak yang dianjurkan
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah makanan yang merangsang saluran cerna dan berbumbu tajam, kopi, dan yang mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap).
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah makanan yang merangsang saluran cerna dan berbumbu tajam, kopi, dan yang mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap).
والله اعلم بالصواب
[Grup BIKUM]
[Grup BIKUM]
0 komentar :
Posting Komentar