Jumat, 22 Mei 2015

Tagged under:

Ketuban Pecah Dini

〰��〰

بسم اللّٰه الرحمن الرحيم

⌛ Jum'at , 4 Sya'ban 1436H / 22 Mei 2015
------------------------------
��Komplikasi/Penyulit Kehamilan (Bag. 6) ��

   ✒Pada kesempatan ini akan dibahas kelanjutan penyulit kehamilan pada trimester ketiga, yaitu ketuban pecah dini

   �� Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu atau sebelum proses persalinan terjadi.

   �� KPD terjadi pada 10% dari seluruh kehamilan. Pada 60%-80% kasus, KPD terjadi pada akhir masa kehamilan. KPD sangat jarang terjadi pada periode awal kehamilan.

��KPD perlu diwaspadai karena meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kehamilan yang lain, seperti:

1. Infeksi yang terjadi dalam rahim

2. Persalinan prematur

3. Tali pusat keluar dari jalan lahir sehingga tali pusat terjepit antara badan bayi dengan jalan lahir, yang dapat menyebabkan kematian bayi selama dia masih dalam kandungan.

�� Faktor yang memperbesar peluang seorang ibu hamil untuk mengalami ketuban pecah dini, antara lain:

1. Kebiasaan merokok atau mengunyah tembakau

2. Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya

3. Kehamilan kembar

4. Infeksi pada saluran genitalia, terutama bila terjadi pada trimester kedua

5. Dilatasi serviks dini (pelebaran leher rahim) hal ini mungkin disebabkan karena: berat bayi yang sudah besar atau karena kelainan pada leher rahim itu sendiri.

6. Polihidramnion (jumlah cairan ketuban yang terlampau banyak)

7. Prosedur-prosedur invasive selama janin masih dalam kandungan (sirklase, amniosentesis, amnioreduksi, dll)

8. Trauma atau stress.

�� Gejala utama dari ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan dari vagina dalam jumlah yang banyak dalam waktu seketika atau dapat juga cairan tersebut merembes sedikit-sedikit, tidak dapat ditahan atau dihentikan.

��Cairan ketuban bisa warna putih agak keruh, mirip air kelapa muda karena bercampur dengan lanugo atau rambut halus pada janin  dan mengandung verniks caseosa , yaitu lemak pada kulit bayi. Bila ketuban tersebut keluarnya merembes sedikit demi sedikit maka terkadang akan sulit membedakannya dengan air seni.

��Umumnya, ketuban yang pecah tidak menimbulkan rasa sakit, pegal-pegal, mulas, dan sebagainya.
Bila demikian segera konsultasi ke dokter / bidan terdekat untuk memastikannya.

�� Ketuban pecah dini meningkatkan risiko infeksi. Gejala awal infeksi seperti demam di atas 38°C dan nyeri perut dapat dijadikan sebagai penanda.
Bila ibu hamil mengalami salah satu dari gejala ini, segera cari pertolongan ke rumah sakit.

�� Cara mencegah terjadinya KPD :

1. Pemeriksaan kehamilan secara teratur, dan melakukan kebiasaan hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan yang sehat, minum cukup, dan olahraga teratur.

2. Menghindari goncangan.

3. Untuk sementara waktu, berhenti melakukan hubungan seksual, bila ada indikasi yang menyebabkan KPD, seperti mulut rahim yang lemah.

4. Mengurangi aktivitas atau istirahat pada akhir triwulan kedua atau awal triwulan ketiga dianjurkan. Hindari pekerjaan yang berat secara fisik dan psikis untuk kesehatan janin.

5. Mengkonsumsi 100 mg vitamin C untuk kebutuhan nutrisi harian yang mampu mengurangi resiko ketuban pecah dini.

6. Memeriksakan diri ke dokter kandungan bila ada sesuatu yang tidak normal selama masa kehamilan di daerah kemaluan, misalnya jika mengalami keputihan yang berbau atau berwarna tidak seperti biasanya.

7. Untuk menghindari infeksi seperti bakteri E.coli, biasakan diri untuk bercebok dengan benar, yakni dari depan ke belakang, terutama setelah berkemih atau buang air besar.

��Penanganan

✔Penanganan ketuban pecah dini bergantung kepada waktu kejadiannya di dalam kehamilan, serta keadaan ibu dan janin. Pada saat pemeriksaan juga akan dinilai jumlah air ketuban (masih cukup atau habis), warna air ketuban, kondisi janin (denyut jantung bagus atau tidak).

✔ Pada umumnya jika KPD di umur kehamilan kurang bulan, kehamilan akan dipertahankan sampai usia cukup bulan, dan jika terjadi pada usia cukup bulan, akan segera dilakukan proses induksi untuk memacu persalinan.

✔Namun apabila air ketuban telah habis sama sekali atau terjadi gawat janin, janin akan segera dilahirkan tanpa melihat usia kehamilan.

✔ Bila janin terpaksa lahir prematur, dokter akan memberikan injeksi kortikosteroid untuk mematangkan paru janin sebelum proses persalinan dimulai. Hal ini untuk mengurangi terjadinya asfiksia (gagal nafas) pada bayi baru lahir yang bisa berakibat kematian.

��Nantikan lanjutan artikel komplikasi/penyulit kehamilan trimester 3 lainnya:
( eklampsi-pre eklampsi dan serotinus)  in syaa Allaah, Semoga dimudahkan.

والله أعلم بالصواب

-----------
✒Oleh : dr. Mujahidah Husna
( Telah dikoreksi oleh dr. Agustin Aisyah, Sp. PK, M.Kes )

    �� Majmu'ah BIKUM ��

0 komentar :

Posting Komentar