Rabu, 29 April 2015

Tagged under: ,

Mengenal Penyakit Kusta


بسم الله الرحمن الرحيم

Rabu,10 Rajab 1436H/ 29 April 2015

--------------------------------------

     Oleh:
✒dr.Emi Umm.Khonsa

     ✏Kusta (Leprosy, Lepra, Morbus Hansen) merupakan penyakit menular kronis  yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yg menyerang saraf tepi, kulit dan  jaringan tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat .

      Kusta mempunyai masa inkubasi 2-5 tahun, akan tetapi dapat juga bertahun-tahun. (Masa Inkubasi adalah masa mulai saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh sampai tanda2 & gejala penyakit timbul; masa tunas).
Reaksi sakit yang terjadi pada penderita kusta sangat bergantung dari sistem kekebalan tubuhnya.

Gejala dan tanda pada pasien kusta

1. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa

Kelainan kulit/ lesi dpat berbentuk bercak keputih-putihan (hypopigmentasi) atau kemerah merahan (erithematosa) yg mati rasa (anesthesi)

2. Penebalan Saraf Tepi

Biasanya disertai dengan gangguan fungsi saraf. Gangguan fungsi saraf ini merupakan akibat peradangan kronis saraf tepi (neuritis perifer).

Gangguan fungsi saraf ini bisa berupa :

● Gangguan fungsi sensori : mati rasa

● Gangguan fungsi motoris : kelemahan otot (parese)/  kelumpuhan (paralise)

● Gangguan fungsi Otonom : Kulit kering dan retak - retak

3. Adanya bakteri tahan asam (BTA)  di dalam kerokan jaringan kulit (BTA Positif) (BTA : bakteri tahan asam/sifat kuman M.leprae)

    Seseorang dinyatakan sebagai penderita Kusta apabila ditemukan 1 atau lebih dari tanda utama di atas.

Pada dasarnya sebagian besar penderita dapat didiagnosis dengan pemeriksaan klinis. Namun demikian pada penderita yg meragukan dapat dilakukan pemeriksaan kerokan kulit.

Apabila hanya ditemukan tanda kedua (no.2) perlu berobat ke Puskesmas setempat atau Rumah Sakit. Jika masih ragu orang tersebut di anggap penderita yang dicurigai.

Tanda-tanda tersangka Kusta (suspek)

Tanda - tanda pada kulit:

✔1. Bercak/ kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh

✔2. Bercak yang tidak gatal dan kulit mengkilap

✔3. Adanya bagian tubuh ygg tidak berkeringat/tidak berambut

✔4. Lepuh tidak nyeri

Tanda-tanda pada saraf:

✔1. Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk & nyeri pada anggota badan atau muka.

✔2. Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka .

✔3. Adanya cacat (deformitas) & luka (ulkus) yang tidak kunjung sembuh.

-----------------------------------------------(hal.1)
���� Penularan ����

��Penularan kusta yg sebenarnya masih belum seluruhnya terungkap. Kuman kusta banyak ditemukan di mukosa hidung penderita kusta tipe lepromatosa (multibasiler/MB) yg belum diobati. Telah terbukti bahwa saluran nafas bagian atas pasien tipe lepromatosa merupakan sumber kuman.

��Selain itu juga pada lesi kulit nodular yg pecah bisa ditemukannya banyak kuman M.lepra (kontak kulit dengan kulit dalam waktu yg lama/berulang2 terutama bila ada lesi baik mikroskopis atau makroskopis).

Timbulnya penyakit kusta pada seseorang tergantung pada beberapa

��faktor antara lain :

1.  Sumber penularan adalah penderita tipe lepromatosa/ multibasiler (MB), tapi penderita MB inipun bisa tidak menularkan jika berobat teratur dan tuntas

2. Faktor kuman

Kuman dapat hidup di luar manusia 1-9 hari, tergantung suhu & cuaca, kuman cepat mati pada suhu tinggi. Dan hanya kuman yg utuh (solid) sja yg dapat menimbulkan penularan. Catatan : Dengan pengobatan teratur & tuntas biasanua kuman akan hancur.

3. Faktor daya tahan tubuh.

��Sebagian besar org kebal tehadap kuman penyebab kusta (95%). Sebagai gambaran dari 100 org yg terpapar : 5 org  tdak sakit, 3 org sembuh sendiri tanpa obat, 2 org sakit (mgkin dapat sembuh dengan pengobatan).

✂Pengendalian penularan

Pemutusan mata rantai penularan kusta dapat dilakukan dengan :

✅1.pengobatan MDT pd pasien kusta

✅2. Vaksinasi BCG ( masih dalam penelitian lebih lanjut, karena hasil penelitian beberapa negara berbeda2. )

�� Multi drug therapy

(MDT) adalah kombinasi 2 atau lebih obat antikusta. Biasanya pengobatan dapat berlangsung 6-9 bln pada pasien pausibasiler(PB), dan 12-18 bln pada pasien multibasiler (MB). Obat- obat ini (MDT) dapat diperoleh gratis dari puskesmas

��Sebagai tambahan, gambaran penyakit kusta terbagi menjadi pausibasiler (PB) dan multibasiler (MB)

��Pausi basiler :

1.  bercak kusta (1-5)

2.  Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi (mati rasa dan atau kelemahan otot yg dipersarafi ) hanya 1 saraf

3. Kerokan jaringan kulit : bakteri BTA negatif

��Multibasiler

1. Bercak kusta : jumlah > 5

2. Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi (mati rasa dan atau kelemahan otot yg dipersarafi) : > 1 saraf

3. Kerokan pada jaringan kulit : bakteri /BTA positif

�� Kecacatan kusta

✏Ada 2 jenis cacat kusta, yaitu:

�� cacat primer yang disebabkan langsung oleh aktivitas penyakit terutama akibat respon jaringan terhadap M.leprae, seperti anastesi (mati rasa), claw hand, kulit kering,

��sedangkan cacat sekunder terjadi ikutan akibat cacat primer , terutama akibat adanya kerusakan saraf seperti ulkus (luka) dan kontraktur (kekakuan).

��Penanganan reaksi kusta secara dini dan tepat merupakan salah satu upaya pencegahan primer.
Reaksi kusta merupakan reaksi hipersensitivitas (melibatkan sistem kekebalan tubuh) terhadap antigen kuman. Pada reaksi ini jika mengenai saraf tepi akan menyebabkan gangguan fungsi saraf yg akhirnya menyebabkan cacat. Reaksi kusta dapat terjadi sebelum pengobatan, tetapi terutama terjadi selama atau setelah pengobatan. Penyebab pasti terjadinya reaksi masih belum jelas.

����   --------------------------    ����

���� dengan pengobatan teratur dan tuntas , penyakit kusta dapat disembuhkan "In syaa Allah ".
perlunya peran serta lingkungan untuk memberikan semangat bagi penderita  untuk bisa hidup normal dengan keterbatasan mereka akibat cacatnya .

����   ( hal.2 ) Selesai..   ����

��Sumber: pedoman penatalaksanaan penyakit kusta, departemen kesehatan RI

�� Majmu'ah BIKUM ��

0 komentar :

Posting Komentar