Oleh: dr.Lina Ummu Abdillah
ASI diproduksi oleh seorang ibu dengan rahmat dan kasih
sayang Allah sesuai dengan kebutuhan bayi. Bayi yang menyusu banyak,
akan sering merangsang payudara ibu untuk produksi ASI sehingga
hasilnyapun berlimpah. Begitu pula sebaliknya.
Ketika bayi mengisap ASI,maka akan merangsang puting ibu
sehingga rangsang sensoris dari puting ini diteruskan ke otak
mengakibatkan diproduksinya prolaktin. Sekresi prolaktin ini terjadi
setelah bayi menyusui yang berguna untuk merangsang produksi ASI
berikutnya dimana prolaktin ini dialirkan melalui aliran darah.
Prolaktin ini banyak diproduksi pada malam hari dan dapat menekan
ovulasi (pematangan sel telur).
Saat bayi mengisap ASI juga terjadi perangsangan pada
puting ibu kemudian rangsang sensoris dari puting diteruskan ke otak
menimbulkan refleks oksitosin, kandungan oksitosin dalam darah inilah
yang bekerja untuk mengalirkan ASI. Refleks oksitosin ini dapat
dihalangi oleh perasaan cemas, stress, nyeri dan ragu. Oleh karena itu
PENTING untuk menjaga kondisi emosional ibu agar jauh dari perasaan
tersebut sehingga ASI dapat diproduksi dengan lancar, biidznillah.
Perasaan nyeri pada puting ibu yang lecet juga dapat menghambat produksi
ASI melalui hambatan refleks oksitosin ini. Hal ini dapat dihindari
dengan posisi menyusui yang benar.
Posisi menyusui yang baik :
1. Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, jangan hanya leher dan bahunya saja
2. Kepala dan tubuh bayi lurus
3. Badan bayi menghadap ke tubuh ibu
4. Badan bayi dekat dengan ibunya.
Posisi menyusui yang benar akan membantu bayi untuk melekat dengan baik pada payudara ibu.
Tanda-tanda perlekatan menyusu yang baik :
1. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
2. Mulut bayi terbuka lebar
3. Bibir bawah bayi membuka keluar
4. Areola bagian atas ibu tampak lebih banyak.
Apabila posisi menyusu dan perlekatan ke payudara benar,
maka bayi akan mengisap dengan efektif. Tanda bayi mengisap dengan
efektif : bayi mengisap secara dalam, teratur diselingi istirahat &
saat bayi mengisap
ASI hanya terdengar suara bayi menelan.
Kegagalan seorang ibu memberikan ASI eksklusif antara
lain disebabkan ibu merasa produksi ASI-nya sedikit. Padahal, ASI akan
keluar lebih banyak jika payudara mendapatkan rangsang yang lebih lama
dan lebih sering.
Cara meningkatkan produksi ASI
1. Susuilah bayi sesering mungkin
2. Menyusui lebih sering akan lebih baik karena merupakan kebutuhan bayi
3. Menyusui pada payudara kiri dan kanan bergantian
4. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya
5. Jika bayi telah tidur lebih dari 2 jam, bangunkan dan langsung disusui.
Disamping itu semua, perhatikan juga asupan gizi yang
dikonsumsi ibu agar kebutuhan bahan baku ASI tercukupi dan ibu juga
tidak kekurangan gizi. Allohu a’lam.
(Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Dirjen Bina Gizi & Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI, 2012)
Wa. BIKUM
Berbagi Info Kesehatan Untuk Muslimah
Berbagi Info Kesehatan Untuk Muslimah
0 komentar :
Posting Komentar