بسم الله الرحمن الرحيم
Jum'at, 22 Jumadil Ula 1436 H/ 13 maret 2015
Oleh: dr. Dianika Ummu Raihana
Nyeri haid, atau dalam istilah medis disebut dismenore, terjadi karena adanya kontraksi pada rahim selama haid. Kontraksi ini normal karena bertujuan untuk mempersempit pembuluh darah, sehingga lapisan otot di dalam rahim akan mati & dapat luruh & keluar sebagai darah haid. Pada 60-75% wanita, kontraksi ini menyebabkan dismenore yg tingkatannya bervariasi dari ringan, sedang, sampai berat.
Dismenore sendiri dibagi menjadi 2:
1. Dismenore primer:
yaitu dismenore tanpa disertai kelainan organ reproduksi.
yaitu dismenore tanpa disertai kelainan organ reproduksi.
2. Dismenore sekunder:
yaitu dismenore yang disertai kelainan organ reproduksi seperti endometriosis (lapisan dalam rahim tumbuh sampai ke lapisan luar rahim), tumor pada rahim, pemasangan IUD/spiral, dsb.
yaitu dismenore yang disertai kelainan organ reproduksi seperti endometriosis (lapisan dalam rahim tumbuh sampai ke lapisan luar rahim), tumor pada rahim, pemasangan IUD/spiral, dsb.
> Dismenore sekunder biasanya akan terasa lebih nyeri dibandingkan dismenore primer, berlangsung lebih lama (bahkan bisa sampai akhir haid), & dapat disertai ketidaknormalan siklus haid (misalnya siklus haid terlalu panjang, terlalu sering, perdarahan di luar haid, dsb).
> Meskipun proses yg mendasari dismenore ini normal & dismenore primer tidak berbahaya bagi kesehatan, namun rasa nyerinya terkadang mengganggu sehingga perlu diatasi.
> Meskipun proses yg mendasari dismenore ini normal & dismenore primer tidak berbahaya bagi kesehatan, namun rasa nyerinya terkadang mengganggu sehingga perlu diatasi.
Cara-Cara yang -bi'idznillah- dapat mengatasi dismenore antara lain:
✔ Istirahat di tempat tidur & kompres hangat pada perut bawah (bisa memakai botol berisi air panas yg diletakkan di perut). Suhu panas dapat melebarkan pembuluh darah di rahim -> mengurangi nyeri haid.
✔ Menggunakan obat pereda nyeri.
✔ Obat2 yg mengandung hormon (misalnya pil KB), disini bukan merupakan pilihan utama untuk menghilangkan dismenore, tp bermanfaat utk membuktikan bahwa gangguannya benar2 dismenore primer.
✔ Tindakan operasi berupa pelebaran saluran leher rahim sehingga darah haid lebih mudah keluar (sehingga rahim tidak perlu terlalu keras berkontraksi untuk mengeluarkan darah haid). Ini merupakan pilihan terakhir jika nyeri sangat mengganggu & cara2 sebelumnya tidak berhasil.
Dismenore juga in syaa Allah dapat dicegah dengan:
a. Menghindari olahraga berat selama haid.
b. Menghindari alkohol, kopi, coklat (krn dpt meningkatkan jumlah hormon estrogen yg menyebabkan rahim berkontraksi lebih hebat).
c. Menjalani pola hidup sehat dgn memperbanyak makan sayur & buah, mengurangi lemak (lemak adl bahan baku pembentuk hormon estrogen), olahraga ringan tp teratur.
d. Jika sudah melakukan berbagai cara tp tetap mengalami dismenore yg dirasa sangat mengganggu, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter kandungan utk dicari kemungkinan menderita dismenore sekunder yg tentunya perlu penanganan lebih lanjut.
و الله أعلم بالصواب
[Tim Grup BIKUM]
0 komentar :
Posting Komentar